Rencana pemblokiran TikTok di Amerika Serikat (AS) mengancam masa depan jutaan kreator konten yang menggantungkan hidupnya pada platform tersebut.
Mahkamah Agung AS akan mendengarkan argumen pada 10 Januari 2025 terkait undang-undang yang mengharuskan TikTok memutus hubungan dengan ByteDance, perusahaan induknya di Tiongkok.
Jika keputusan tidak menguntungkan TikTok, platform ini terancam diblokir mulai 19 Januari mendatang.
TikTok memperkirakan akan kehilangan sepertiga pengguna harian di AS dalam waktu satu bulan setelah pemblokiran.
Dampak terbesar akan dirasakan oleh para kreator konten dan pemilik bisnis kecil. Gillian Johnson, seorang pembuat film muda, mengaku bergantung pada pendapatan TikTok untuk membeli peralatan seperti lensa kamera dan perangkat lunak pengeditan.
“Platform lain tidak memberikan eksposur seunik TikTok,” ungkap beberapa kreator yang mulai mempertimbangkan pindah ke Instagram dan YouTube, atau bahkan berhenti membuat konten dilansir dari AP News, Senin (6/1/2025).
Potensi kerugian ekonomi dari pemblokiran ini sangat besar. Goldman Sachs memperkirakan ekonomi kreator, yang didominasi TikTok, akan mencapai US$480 miliar pada 2027.
Brandon Hurst, seorang penjual tanaman, melaporkan penjualannya meningkat dua kali lipat setelah menggunakan TikTok.
“Saya merasa cemas tetapi juga mencoba untuk tetap berharap,” kata Brandon Hurst, yang memuji TikTok karena telah menyelamatkan bisnisnya dari ketidakjelasan dan mendorongnya menuju pertumbuhan yang cepat.
CEO Billion Dollar Boy Edward East menyarankan kreator untuk mengambil langkah antisipasi.
“Kreator harus membuat portofolio pribadi dari konten TikTok mereka untuk membangun audiens di platform lain dan menarik perhatian brand,” sarannya.
Meski pengguna yang sudah memiliki aplikasi masih bisa mengakses TikTok setelah pemblokiran, ketiadaan pembaruan akan membuat aplikasi tidak berfungsi dalam jangka panjang. Penyedia layanan internet dan toko aplikasi akan dilarang menyediakan TikTok.
Di tengah ketidakpastian ini, para kreator menghadapi dilema antara tetap fokus di TikTok atau mulai membangun eksistensinya di platform lain.
Banyak yang memilih untuk mengunduh semua konten mereka sebagai langkah antisipasi.
Pemerintah AS bersikeras TikTok adalah ancaman keamanan nasional, sementara platform ini berargumen larangan tersebut melanggar Amandemen Pertama tentang kebebasan berbicara.
Mahkamah Agung kini harus mempertimbangkan tidak hanya aspek hukum, tetapi juga dampak sosial dan ekonomi yang luas dari keputusan ini.
Kreator Dihantui Ketidakpastian
Pemblokiran Tiktok ini jelas akan berdampak sangat besar kepada konten kreator.
Yang paling merasakan dampaknya adalah kreator yang memiliki bisnis di platform media sosial ini.
Tiktok ini menjadi salah satu platform andalan kreator dalam menghasilkan uang bahkan dalam bisnis mereka.
Para konten kreator yang mengandalkan fitur live streaming dan program penghargaan TikTok untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Namun, dengan adanya ancaman larangan serta pemblokiran Tiktok ini, para kreator menghadapi perasaan gundah atas ketidakpastian yang besar.
Beberapa kreator bahkan mempertimbangkan untuk berhenti membuat konten sama sekali, sementara yang lain mulai menjelajahi alternatif seperti Instagram dan YouTube.
Meski begitu, banyak dari mereka yang mengakui bahwa TikTok memberikan jenis eksposur unik yang sulit ditemukan di platform lain. (*)
Sumber:
Tiktok akan Diblokir Permanen? Kreator Dihantui Ketidakpastian Jelang Sidang Pelarangan Platform